Ketika Cinta Berbalas
Jika udah bicara tentang "CINTA" , tidak akan pernah ada kata akhirnya, karena CINTA adalah anugerah yang indah sekaligus bikin gelisah.
Cinta tak/belum terbalas mungkin menyakitkan .. bikin penasaran sekaligus berbunga angan-angan, "andaikan dia mau sama aku..", "apa dia tahu perasaanku ya ?".Mau tidak mau, kita dipaksa untuk mengakui dengan jujur, tiap hari pertanyaan serupa itu selalu muncul berganti-ganti.
Bila si dia menunjukkan respon ke arah "sana", hati kita langsung "kling-kling" bersinar cemerlang, serasa hanya kita yang diperhatikan .. "o, ternyata benar .. dia juga punya perasaan sama", "tuh, hanya aku yang dapat perhatian seperti itu.. bla bla..bla ". Lagi, kalau si dia yang bikin kita kebat-kebit cuek dalam satu hari, hati tanpa dikomando bilang "tuh kan, aku mah ge-er aja", "ah, ternyata dia nggak suka ma aku". Lingkaran ini akan selalu berputar tak berkesudahan bila kita tidak bertanya langsung kepada si dia (karena takut resikonya ditolak).
Setuju sekali dengan pendapat sang ukthi, betapa naifnya hanya karena cinta pada satu orang, kita melupakan cinta dari orang-orang yang telah memberikan cinta sejatinya dari orang tua, saudara, sahabat, guru-guru, dll.
Nah, sekarang bagaimana kalau CINTA BERBALAS ? Apakah memang seperti gambaran orang-orang yang patah hati karena cinta mereka bertepuk sebelah tangan ? Cinta yang berbalas itu indah dan membahagiakan ?.
Cinta. Anugerah terindah itu pasti akan pernah mampir kepada manusia, makhluk ciptaan-Nya yang dilengkapi akal dan perasaan. Kita juga tidak pernah berencana untuk mencintai seseorang. Cinta itu datang tak terduga, mengalir begitu saja dan paling parah.. sukar untuk menghentikannya.! Di saat, virus merah jambu itu datang pada kita dan bluss !! ternyata.. CINTA ITU BERBALAS! Benar-benar indahkah ?
Membahagiakan kah ? Ternyata dari beberapa hasil survey, didapat kesimpulan "Cinta yang berbalas juga tidak selamanya sesuai harapan". ILMU, yang dilengkapi oleh kejujuran hati nurani yang dititipkan oleh SANG PEMILIK CINTA membuat kita gelisah : takut zina hati sekaligus menikmati gejolak perasaan yang bervariasi.
Hari-hari dipenuhi keraguan.. di saat kita gembira bertemu dengan "dia", di saat itu pula rasa "takut" hadir, di saat kita merindukannya, di saat itu pula kita merasa malu karena kita jarang mengingat pemiliknya, Ar-Rahman. Pergulatan batin akan jadi sangat melelahkan jika kita tidak berusaha untuk "mempertahankan" diri sekuatnya.
Okelah, bagi yang sudah punya kemampuan dan keinginan untuk menikah dalam restu orang tua, mereka punya solusi : SEGERA MENIKAH !. Berbahagialah bagi sahabat-sahabat yang berada dalam atmosfir seperti ini.
Nah, bagi yang belum punya kemampuan ? atau yang jatuh cinta pada yang nggak seakidah, atau yang belum direstui orang tua untuk segera menikah, atau lagi, yang jatuh cinta pada tunangan, suami atau isteri orang lain ? Wah.. wah.. ini nih UJIAN BERAT!, bukan berarti Allah nggak sayang sama kita, memberi anugerah sekaligus cobaan, tapi justru kita adalah orang-orang yang terpilih untuk membuktikan kesungguhan cinta kepada-Nya. Lalu ?
Haruskah kita hanyut dan terlena dengan cinta yang sesaat ini ? Ayo sobat ! Cinta sesungguhnya terbingkai dalam mahligai pernikahan. Dalam bingkai itulah kita benar-benar berhak mengekspresikan seluruh perasaan cinta yang ada.. untuk meraih cinta-Nya yang Agung. Lamar atau minta dilamar, hanya itu pilihan.
Jangan terjebak CINTA SEMU !! Jika nama "dia" hadir tanpa diundang, segera ganti dengan istighfar dan sibukkan diri dengan aktifitas yang membutuhkan konsentrasi. Berhati-hatilah dengan hati yang melambung tinggi karena akan sangat sakit bila terhempas.
Tulisan ini hanya sekedar wacana untuk sama-sama jadi renungan. Mudah-mudahan kita bisa menikmati CINTA yang dianugerahkan-Nya dengan rasa syukur yang dalam, membuat kita makin mencintai-Nya dalam setiap hembusan nafas, berusaha mempertahankan zikrullah agar tidak berganti dengan nama si "dia".
Mari nikmati CINTA hanya untuk mengharap balasan cinta dari Sang Pemilik Cinta, karena hanya Dia yang tidak pernah mengecewakan kita. (fad)***
Oleh : FA klik di sini
Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan bertepuk sebelah tangan.
Ya drama kehidupan menuju meghligai pelaminan memang beragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan.
Mengambil sikap
Percayai qadla
Bersiap untuk cinta dan bahagia
Bukan Aib
'Kita mungkin takkan Bahagia'
'Saya tak mungkin berbahagia tanpanya'
Cinta membutuhkan waktu
Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna
Kekuatan Ruhiyah
Beri cinta kesempatan (lagi)
Oleh : IY klik di sini
Menurut riwayat para ulama ahli tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab r.a. ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijrah. Menurut kisahnya, hal ini terjadi disebabkan pada suatu hari Umar menerima sepucuk
Seorang pria mendatangi seorang alim karena dirinya tengah stress berat. Ia baru saja ditinggal oleh istrinya yang memilih kabur dengan pria lain yang ternyata adalah sahabat dekatnya sendiri. Ia tak kuat menahan beban pikirannya, hingga ia pun memilih berhenti dari pekerjaannya yang cukup mapan karena malu dengan rekan-rekan sekantornya. Ia mengurung diri, menyendiri dari lingkungan sosial. Simpati keluarga dan teman-temannya malah membuatnya semakin stress.
Lalu orang alim itu berkata,
"Begini, masa lalu adalah bagian dari hidup yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat mengendarai mobil, masa lalu adalah kaca spion yang harus ditengok sesekali supaya anda tidak menabrak ataupun ditabrak. Masa lalu akan sangat berguna jika anda dapat mengambil manfaatnya. Masa lalu yang menyakitkan jangan membuat anda menempatkan masa lalu itu di kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Itu hanya akan membuat anda berhenti. Karena tak mungkin anda mengendarai mobil dengan terus menerus menatap kaca spion."
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" tanya pria itu.
"Pertama, berdamailah dengan diri anda sendiri. Dengan kata lain, menerima kenyataan, bahwa inilah nasib yang harus anda terima. Ingat, segala yang buruk bukan dari Allah SWT. Semua yang dari Allah adalah baik. Jika anda mengalami pengkhianatan, mungkin ini adalah konsekuensi yang harus anda terima karena menikahi istri anda. Semua perbuatan diawali dengan niat. Jika anda menikah karena Allah Ta'alaa, Insyaallah rumah tangga anda akan baik-baik saja. Tapi jika anda menikah karena alasan yang lain, ya...mungkin inilah salah satu akibatnya."
Sang pria tak menjawab. Ia teringat dulu ia menikahi istrinya itu karena ia kagum dengan kepandaiannya, tutur katanya, juga sikapnya. Ia menyangka itu cukup untuk menjamin kebahagiaan berumah tangga.
"Apa berikutnya?" tanya sang pria setelah beberapa saat.
"Berikutnya, sebenarnya mudah, tapi kadang sulit dilakukan, yaitu berserah diri kepada Allah SWT. Awali dengan tobat. Jangan merasa: kok disuruh tobat kan saya yang dianiaya. Tujuan tobat adalah membersihkan diri, baik dari segala pikiran buruk, niat yang buruk, maupun perbuatan buruk. Jika diri anda bersih, maka anda sendirilah yang akan menikmatinya, bukan Allah. Jika diri anda kotor, maka anda sendiri yang akan meraskan dampaknya, bukan Allah."
Sang pria merasa malu. Memang ia merasa dirinyalah yang tengah menderita. Tak terpikirkan olehnya untuk bertobat.
"Lalu, apalagi setelah tobat?"
"Bersyukur. Ya, anda justru harus bersyukur. Apa yang harus disyukuri? Semua, mulai sejak anda dalam kandungan hingga detik ini. Bersyukurlah anda lahir dengan fisik sempurna. Bersyukurlah anda memiliki orang tua yang membesarkan anda. Bersyukurlah anda selama ini hidup berkecukupan, tidak kekurangan. Bersyukurlah anda tidak gila karena terlalu stress. Mungkin selama ini anda jarang bersyukur..."
Ia kembali merasa malu. Sepanjang hidupnya ia tak ingat kapan pernah bersyukur.
"Cukup tiga hal itu, insyaallah, anda tidak akan mengalami stress lagi." kata sang orang alim.
Niat adalah awal dari perbuatan. Selalulah berniat karena Allah. ditunjukkanNya jalan keluar terbaik.
Dari : Ervira Rusdhiana
menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.
Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih
berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu
indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan.
Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.
Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki berenda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya.
"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 25,000.
Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidakkonsisten...
"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih
tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"
Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.
"Terimakasih...,Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.
Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu
akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...
Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya :
"Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si-Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku
juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah!".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.
Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa,kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan
mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"
Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.
***
Demikian pula halnya dengan Tuhan. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa :
"Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila
harus kehilangan."
Cepat atau lambat,,apa yang ada pada diri kita pun akan selalu berganti,,kiranya Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa semua milik-Nya,,tentu akan kembali kepada-Nya...
Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik,,di dunia atau di akherat kelak,,
Anak yang mengalami radang tenggorokan akan megalami keluhan rasa kering dan gatal di tenggorokan. Tenggorokannya juga terasa nyeri dan susah menelan makanan. Suhu tubuhnya naik, lesu, sakit kepala dan sendi serta batuk-batuk. Gejala-gejala itu disebut faringitis atau radang tenggorokan.
Seperti common cold (influensa), faringitis merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebagian besar pernah mengalaminya. Faringitis (pharyngitis) merupakan penyakit peradangan yang menyerang batang tenggorokan atau faring. Dahak pada dinding faring menebal dan sulit dikeluarkan.
Selain karena alergi musiman, biasanya penyakit ini muncul pada anak-anak saat perubahan cuaca. Atau karena polusi udara dan asap rokok radang ini bisa karena virus atau kuman, yang menyerang ketika daya tahan tubuh anak sedang menurun. Namun penyebab tersering adalah virus. Tidak jarang, radang tenggorok yang disebabkan virus yang disertai dengan hidung meler, demam dan nyeri telinga. Radang karena virus, tak perlu obat antibiotik.
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri, biasanya disertai demam yang mendadak tinggi, sakit saat menelan dan pembesaran kelenjar getah bening di sekiter faring. Yang sering menjadi penyebab radang tenggorok adalah bakteri streptokokus. Pada kasus radang tenggorokan karena bakteri, antibiotik diperlukan. Infeksi karena kuman, bila dibiarkan, bisa menimbulkan kelainan di kemudian hari.
Infeksi ini disebarkan melalui orang ke orang (person to person conduct). Radang oleh virus menular melalui udara. Bila disebabkan oleh kuman, dapat menular melalui ludah. Bila penyebabnya reaksi alergi, hindari faktor penyebab alerginya. Juga,tingkatkan daya tahan tubuh.
Ada 2 jenis faringitis, akut dan kronik. Faringitis akut adalah radang tenggorokan yang masih baru. Sedangkan faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung lama. Biasanya tidak disertai nyeri menelan, Cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan.
Pemberian obat suportif atau obat-obat penghilang gejala seperti, analgesik (penghilang rasa sakit), pereda demam dan pereda batuk bisa membantu proses penyembuhan. Mengonsumsi makanan yang sehat, buah-buahan dan vitamin dapat membantu.
Nah, berikut tips penanganannya:
- Perbanyak minum air hangat bila anak susah menelan.Hal ini juga bermanfaat untuk mengatasi hidung tersumbat.
- Uap air hangat membantu mengatasi hidung tersumbat dan meler.
- Kompres hangat atau seka tubuh anak dengan air hangat untuk meredakan demam.
- Perbanyak makan buah-buahan
Haaccii.. haccciii.. hacciii..
Sedari bangun tidur sejak subuh tadi.. suara itu tak berhenti terdengar.. bersin..bersin.. hidung meler.. tenggorokan sakit.. bahkan sudah mulai mempengaruhi kualitas vokal nih.. hikz..
Jadwal acara hari ini jadi terunda smua deh.. coz sepertinya tubuh butuh istirahat.. terasa lemes..
O.. ow.. diriku terkena flu alias pilek rupanya.. sebenarnya uda terancam sejak senin kemarin sih, tapi masih mampu bertahan, tapi hari ini.. sepertinya tubuh ini tak mampu lagi.. jadi deh terkena flu..
Tapi harus tetep ikhlas & kudu sabar nih.. biar sakit ini bisa jadi ladang pahala..
Ayo.. berjuang.. jangan sampe mengeluh.. tapi harus tetep bisa bersyukur.. ini cuma peringatan nih.. kalo harus lebih sering peduli sama kesehatan..
Bukankah sakit bagi seorang muslim itu tetaplah sebuah kebaikan baginya..
Kok sakit bisa membawa kebaikan sih???
Yup!!! karena sakit bagi seorang mukmin itu penuh dengan hikmah.. jika kita mau merenungkannya..
Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).
Apa sih hikmah sakit bagi seorang muslim?? Kita bahas yukk.. agar sakit bisa menjadi ladang pahala bagi kita..
1. Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah” (QS. At-Taghaabun : 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
2. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.
(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
“Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”.
(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghir no.1870).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka”. (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678).
Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda :
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihah no. 1633).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada apa-apa yang haram”.
(HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban no. 1397. Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 1172).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shohih’, Fathul Baari : X/78-79).
3. Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan surga”.
(HR. Ibnu Majah no.1597, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam Shohih Ibnu Majah : I/266).
Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Allah ridho memberikan pahala kepadanya dengan surga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian Dia berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR Tirmidzi no.1021, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi no. 814)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan surga”. (HR. Bukhari).
“Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka Aku akan menggantikan keduanya dengan surga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi II/286).
Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’aam : 42).
Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
Gimana? Benarkan?? kalo sakit tuh sarat akan hikmah.. & bisa jadi ladang pahala.. so bagi yang sedang sakit.. kudu ikhlas & sabar ya.. serta jangan lupa berdoa..
*terkhusus untuk diriku yg sedang sakit*
Jika Allah mentakdirkanmu menjalani suatu proses kehidupan, tapi tak memberikan hasil sesuai yang kau harapkan, maka yakinlah Allah sedang memberikanmu suatu pelajaran berharga & ingin menjadikanmu orang-orang yang ridho..
Jika kau masih saja protes atas segala sesuatu yang berjalan tak sesuai inginmu.. maka hatimu akan selalu merasa sakit & terzalimi.. dan tentu saja selalu gundah & gelisah..
Tapi Jika kamu ridho maka, Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari apa yang kamu harapkan..
Jadi lebih baik mengambil pilihan yang mana? protes atau ridho? lebih baik ridho bukan? karena dengan protes atau tidak menerima pun tetap akan berjalan tak sesuai inginmu.. karena DIA Maha Berkehendak.. Tapi jika ridho, maka DIA akan memberimu yang lebih baik.. Jadi Ridho & bersabarlah..
Jika kamu RIDHO maka hatimu akan selalu tenang.. karena yakin bahwa semua ketentuanNya pasti yang terbaik.. & DIA akan mengganti dengan yang lebih baik..
Allah SWT berfirman: فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى “……maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci, Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm:32).
Mengetahui dan menyadari kesalahan adalah awal kebaikan. Sementara merasa benar terus adalah awal dari kehancuran. Kesalahan memang merupakan tabiat manusia, namun tidaklah bijaksana bila kita terus menerus melanggengkan kesalahan apalagi mewariskannya kepada binaan-binaan..
Jadi.. mari mengenali kelemahan diri untuk menjadi lebih baik.. karena awal perubahan ke arah yang lebih baik adalah dengan mengenali kesalahan diri.. sehingga mau melakukan perbaikan.. dan tak mau melakukan hal yang sama lagi..
Jangan pernah ada pembelaan/ defense takkala engkau menemukan kesalahan dirimu.. karena itulah awal kau akan terus berada dalam kesalahan yang sama..
Jangan pernah marah atau protes atau sibuk dengan bantahan jika ada yang menyampaikan kesalahanmu.. walaupun tak pernah menyenangkan untuk didengar.. tapi cobalah dengarkan.. tabayyunlah ke diri.. jika memang benar adanya.. maka perbaikilah.. jika tidak terus berusaha agar tak terjatuh pada kesalahan itu.. & jangan lupa berterimakasihlah karena masih ada orang yang mau peduli padamu..
*Bershabatlah dengan kritikan.. karena itu akan membuatmu menjadi pribadi yang terus memperbaiki diri.. *
Takkala kau medapatkan suatu kebahagiaan.. pernahkah kau bertanya "mengapa saya? "
Jawabannya.. karena Allah begitu Maha Kasih Sayang kepada setiap hambaNya.. makanya dia memilihmu untuk merasakan kebahagiaan itu.. maka sudah sepantasnya kau bersyukur..
Takkala kau mendapatkan suatu musibah.. pernahkan kau bertanya "mengapa saya?"
Jawabannya.. karena Allah begitu Maha Kasih Sayang kepada setiap hambaNya.. makanya dia memilihmu.. karena hanya kau yang pantas menghadapinya.. karena kauah yang mampu menghadapinya.. karena kaulah yang kuat menghadapinya.. dari hamba2Nya yang lain.. karena kau pilihanNya.. dan Dia tak pernah salah dalam memilih.. Dia tak pernah salah alamat dalam memberi.. dan pemberianNya pasti yang terbaik.. karena Dia ingin memilihmu termasuk dalam golongan hamba2Nya yang sabar.. Karena Dia bersama orang2 yang sabar.. maka betapa beruntungnya dirimu.. maka sudah seharusnya kau ikhlas menerima & bersabar..
..Ketika begitu banyak alasan untuk bersabar & bersyukur.. 'mengapa' masih sulit untuk dilakukan???
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya apabila umat ini seluruhnya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat kecuali yang telah Alloh tetapkan untukmu. Dan apabila mereka berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu, maka niscaya mereka tidak akan mampu menimpakan kemudhorotan itu kecuali apa yang telah Alloh tetapkan untukmu.” (HR: Tirmidzi)
Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Bila Alloh suka kepada suatu kaum maka mereka akan diuji. Jika mereka ridho maka Alloh ridho dan bila dia marah maka Alloh pun akan marah padanya.” (HR: Tirmidzi)
Dari Ummu Salamah, “Tidak ada seorang muslim pun yang ditimpa suatu musibah lalu dia mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Alloh; ‘inna lillahi wa inna ilaihi roji’un Allohumma ajirni fii mushibati wakhluf lii khoiron minha’, kecuali Alloh akan menggantikan dengan yang lebih baik darinya”. Maka ketika Abu Salamah wafat, aku bergumam, ‘Siapa seorang muslim yang lebih baik dari Abu Salamah? Sebuah keluarga yang pertama kali berhijrah kepada Rosululloh? Namun lalu aku mengucapkannya. Dan Alloh menggantikannya dengan Rosululloh’.” (HR: Muslim)
Lewat lisan Rosul-Nya Alah telah memuji orang-orang yang beriman. Semua keadaan yang di alaminya itu bernilai kebaikan. Semua keadaan itu dapat mengantarkannya pada sifat dan kedudukan terpuji di sisi Alloh Ta’ala. Yakni asalkan dapat bersikap dengan sikap yang sebagaimana mestinya pada keadaan-keadaan tersebut.
Maka kalau kita perhatikan maka tidaklah seseorang itu keluar dari dua keadaan, yaitu yang menyenangkan dan yang menyusahkan. Di balik dua keadaan ini ternyata Alloh telah menyediakan pahala yang besar; yakni bila mendapati sesuatu yang menyusahkan maka bersabar, dan sebaliknya bila mendapati sesuatu yang menyenangkan dia akan bersyukur. Sehingga dalam kondisi apapun juga, seorang mukmin selalu mendapatkan kesempatan untuk menuai pahala.
..jadi betapa beruntungNya menjadi seorang mu'min..
Organ yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh |
Sel-sel kekebalan (limfosit T) yang dilatih di timus |
Alhamdulillah..
Hari ini bisa terlewati, padahal membayangkannya saja, sudah membuat lelah, apalagi menjalaninya. Tapi sekali lagi alhamdulillah.. bahkan berkali-kali lisan ini mengucapkannya..
Semalam sebelumnya, terasa rumit memikirkan jadwal buat hari esok, karena kegiatan buat esok sungguh padat, bahkan amanah terakhir rasanya sulit untuk dipenuhi..
Qadarullah.. Subhanallah.. Alhamdulillah.. rencana Allah sungguh sempurna..
Dengan bergegas secepat kilat setelah menyelesaikan jadwal bimbingan dengan dosen, waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 siang, Huaaaahhhhh... jerit dalam hati.. tinggal setengah jam lagi nih amanah menanti di cibiru.. keburu gak ya??? dengan tergesa-gesa, penuh rasa khawatir, segera menyambar hp untuk menelpon sahabat di cibiru, untuk menanyakan kemungkinan jadwal diundur.. tapi qadarullah.. Alhamdulillah.. sahabat dengan tenang mengatakan.. "Gak usah khawatir ukh, jadwalnya diundur jadi jam 3 sore".. hmm.. RencanaNya Lebih Sempurna.. jadi serahkan saja semua padanya.. karena segala sesuatu yang telah menjadi ketetapanNya.. pasti terjadi.. pasti sempurna.. & indah..
ALHAMDULILLAH..
(HR. Bukhari dan Muslim , dari sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma)
Di dalam qolbu ini ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi pengendalian..