Percakapan bersama seorang sahabat di chat hari ini..membuatku ingin berbagi tentang hal yang sering dianggap wajar tapi merupakan hal yang penting..
Seringnya memudah-mudahkan syariat.. karena hanya sering merasa tidak enak atau sekedar tenggang rasa kepada teman ataupun sekitar..

"gak usah bingung2 mbak..islam kan agama yg jelas..gak ada hukum yang abu2
cuma kadang manusianya yg abu2"

Sahabat : Rin, mo tanya neh?
nokesha : ya mbak?
Sahabat : Apa hukum menghadiri pernikahan campuran, berbeda agama..Aneh kan pernikahannya? gak usah di hadiri kali ya..
nokesha : mghadiri pernikahan yg bukan walimah sj..uda gak boleh..jika dirasa di dlmnya byk campurbaur or lbh byk mudharat drpd manfaat bg kita
hmm..sy sarankan..ga usah mbak
Sahabat :  iya bener gak usah saja.
nokesha : otomatis di dlmnya akan ada tabarruj & ikhtilat
iya, gak usah

Sahabat : iya, lagian kan gak jelas pernikahannya..
nokesha : iya..afwan ya mbak..
Sahabat : iya..syukran sarannya..
nokesha : afwan
Sahabat  : kadang2 masih suka bingung menetukan pilihan
nokesha : gak usah bingung2 mbak..islam kan agama yg jelas..gak ada hukum yang abu2
cuma kadang manusianya yg abu2
Sahabat : hehehe..iya..padahal udah jelas banget aturannya ya..
nokesha : iya..tapi wajar koq..sy jg sering gitu..suka gak enakan sm temn or org lain..pdhal uda tau hukumnya jelas
Sahabat : cenderung masih mempertimbangkan lingkungan
nokesha : sedang belajar utk menjadi org yg tegas..khususnya thd diri sendiri..dlm menjalankan syariat
bukankah penilaian Allah jauh lbh penting dr penilaian manusia? pernah dengar or baca kisah ini gak mbak? kisah lukman & anaknya dan seekor keledai
Sahabat : belum..

nokesha : ...

Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar*, manakala anaknya mengikut dari belakang.
Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu.
Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak enakan menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya.
Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksa himar itu."
Oleh karena tidak suka mendengar perkataan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."
Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasehati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia.
Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja.
Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam setiap mengambil tindakan."
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir.
Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya." 

nokesha : Nah..hikmahnya..kalo mau mengikuti semua apa kata org2..maka pasti perbuatan kita gak ada yg benernya..krn tiap 2 org punya pdpt yg berbeda2..
INTInya..jgn berdasar pd penilaian org lain..dlm beramal/bertindak..tp berdasarlah pd ALLAH saja..

Sahabat : iya bener banget


*himar : adalah bahasa arab yang berarti binatang sejenis keledai tunggangan