Sedang ingin memotivasi diri...
Berkisah tentang kehidupan seorang akhwat yang sedang berproses untuk terus menjadi lebih baik..
Beberapa hari ini, saat dia sedang bertafaqqur & bermuhasabah..tak terasa air mata mengalir.. entahlah kenapa jika sedang bermuhasabah tentang hidup akhir-akhir ini.. khususnya beberapa tahun belakangan ini.. entah mengapa tiba-tiba ada rasa kerinduan yang muncul,  kerinduan akan suatu masa dalam kehidupannya. Masa dimana dia merasa paling bahagia dari semua masa yang telah  dia lewati dalam kehidupannya hingga detik ini, bukan berarti saat ini sedang tak bahagia..tapi entah mengapa pada masa itu hidup terasa begitu bahagia walaupun hidupnya penuh dengan ujian dariNya..tapi entah mengapa ujian-ujian tersebut bisa dihadapi dengan penuh syukur..

Pada masa kuliah dulu, tepatnya saat semester 5,  dia pernah mengalami suatu ujian yang menurut penilaian orang-orang pada umumnya, khususnya yang berada di sekitarnya merupakan hal yang cukup berat..
Qadarullah, pada saat itu dia pernah mengalami dinyatakan tidak kuliah or cuti kuliah selama satu semester dari pihak kampus, padahal dia mengikuti kuliah hingga akhir semester terbukti dengan KRS (Kartu Rencana Studi) yang dia punyai, dan parahnya lagi baru ketahuan..baru tersadari saat UAS (ujian akhir semester)..sungguh-sungguh sangat mengagetkan sekali saat akan mengikuti ujian di hari pertama UAS, pada saat akan mengisi daftar hadir peserta ujian..kok namanya tidak tercantum dalam daftar yang ada..saking tidak percaya..dan masih mencoba berprasangka baik bahwa kemungkinan kurang teliti dalam melihat, sambil trus membolak-balik lembaran daftar yang ada dan berharap akan menemukan namanya dalam lembaran-lembaran tersebut..Ya Rabb..benar2 tidak ada :( ..masih dalam perasaan yang begitu terkejut hampir tak percaya..dia terkagetkan lagi  oleh sebuah nama yang begitu sangat dikenalnya..nama seorang teman..sahabat yang sudah lama tak berjumpa tapi tetap akrab..seorang sahabat yang tadinya mereka ditakdirkan untuk kuliah di kampus* dan jurusan yang sama ..padahal sebelumnya mereka juga berasal dari sekolah yang sama..mmhh..suatu waktu akan disempatkan bercerita tentangnya..insyaAllah..tentang keakraban mereka..yang penuh dengan suka-duka.tapi lebih banyak sukanya..
Sungguh nama itu sangat tidak asing bagiku..tapi kok bisa?pikirnya.. pertanyaan itu seketika terlintas mengiringi keterkejutan yang terus bertambah..karena sepengetahuannya dan memang fakta..teman tersebut sedang cuti kuliah karena Allah mentakdirkan suatu kebaikan baginya..dia diterima bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia..sehingga dia harus meninggalkan kuliah krena lebih memilih untuk bekerja..subhanallah..
Qadarullah, NIM (Nomor Induk Mahasiswa) mereka tepat berurutan..temannya  dengan nim Dxxxxx135 dan dia Dxxxxx136..sungguh pengaturan Allah Maha Sempurna..walaupun banyak yang beranggapan bahwa semua adalah kebetulan..tapi tidak baginya, dia menganggap itulah takdir..& takdir bukanlah sebuah kebetulan..karena bukan terjadi secara tak sengaja..tapi memang merupakan perencanaan & kehendakNya..
Cukup lama dia berada dalam situasi penuh kejutan..tapi setelah itu alam sadarnya kembali..dan menuntun dia untuk segera menyadari bahwa dirinya sedang dalam masalah..sambil mencoba menenangkan diri..dan segera berfikir untuk menemukan solusi..dan diapun bertanya kepada pengawas ujian dalam ruangan itu..pengawas itupun segera memeriksa daftar yang ditunjukkan dan mencoba mencari data dirinya tapi hasilnya tetap sama. Dengan wajah yang juga terkejut & sedikit tak percaya bahkan sedikit menyelidik..pengawas itu memberikan keputusan yang cukup bijak..dengan tetap mengijinkan untuk tetap mengikuti ujian saat itu.
Bergegas meninggalkan ruangan sesaat setelah ujian, dia segera meluncur menuju suatu ruang..ya..kantor TU (tata usaha) jurusan, tak sabar ingin segera menanyakan keterkejutan yang dialaminya beberapa waktu yang lalu dan sepertinya masih terus terasa. Dengan nafas yang sedikit terengah-engah akibat ketergesaannya yang membuatnya setengah berlari, di depan loket kantor TU dia mencoba bertanya kepada seorang wanita, pegawai TU tersebut, sambil mencoba mengatur nafasnya agar lebih teratur, mulailah dia mengeluarkan pertanyaan demi pertanyaan yang sejak ujian tadi telah berkecamuk di kepalanya. Tampak ekspresi wajah dari pegawai tersebut sangat terheran seperti ekspresi wajah dirinya sewaktu mengetahui kejadian yang menimpanya. Sambil memperhatikan pegawai tersebut   memeriksa kertas-kertas yang ada di hadapannya, hatinya terus mencoba terus berharap bahwa praduga yang mulai mengisi kepalanya salah, tapi kenyataan berkata lain, dengan wajah datar pegawai itu mengatakan bahwa dirinya memang tidak terdaftar kuliah di semester ini..sepertinya tertukar dengan temannya yang namanya tertera pada daftar ujian..deg..kaget..bahkan yang lebih parah lagi akibat dari hal tersebut akan membuatnya terancam tidak dapat mengikuti kuliah semster depan karena KHS (KArtu Hasil Studi) untuk dirinya tentu saja tidak akan keluar..karena dianggap tidak kuliah di semster ini..sungguh-sungguh sangat kaget mendengar hal itu, dan mencoba menanyakan kejelasan hal tersebut, dan jawabannya lebih mengejutkan lagi, pegawai itupun tak mengerti, bahkan tak mampu untuk menjelaskan suatu alasan dari kejadian yang sedang menimpanya. Dengan berusaha untuk tetap tenang tapi tetap tak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sudah mulai menampakkan kepanikan, dia mencoba untuk menanyakan kembali hanya untuk meyakinkan tapi jawaban yang diperoleh tetap sama bahkan terkesan tidak ikut bertanggung jawab.

Tidak puas dengan TU jurusan, diapun bergegas untuk mengecek di fakultas, tapi tetap sama dan disarankan untuk mengecek ke bagian akademik kampus dengan alasan itu wewenang mereka. Dengan langkah terus setengah berlari, sampailah dia di bagian akademik kampus..tapi ternyata hasilnya juga nihil.

Berhenti sejenak, entah karena sudah mulai merasa kelelahan secara fisik, juga karena langkah tiba-tiba tertahan karena reaksi dari hati yang menggerakkan demikian. Diam sejenak untuk berpikir sebelum melangkah lagi, hati mengajak merenungi rentetan kejadian yang baru saja terjadi.

Banyak pertanyaan yang berkecamuk di benaknya, tapi tentu saja dari sekian banyak pertanyaan tersebut dia tak boleh bertanya 'mengapa?' karena dengan demikian dia sedang mempertanyakan kehendak Sang Khalik atas sesuatu yang telah Dia takdirkan..

Hmm..sedikit bergumam sambil menarik nafas..seolah-olah sedang menganalisis sesuatu..tapi masih terus berpikir..tentang apa yang dialaminya..
Tiba-tiba..ekspresi wajahnya berubah seiring dengan lintasan fikiran & hatinya..kenapa harus bingung? bukankah semua hal yang terjadi adalah kehendakNya? Bukankah setiap kehendakNya pasti yang terbaik? Allah tidak pernah menzalimi hambaNya..begitulah dia mencoba memaknai atau lebih tepatnya menenangkan dirinya..hanya mencoba mengulang kembali setiap kata-kata yang pernah didengarkannya takkala mengikuti majelis ilmu..

Ya..dia adalah seorang akhwat yang baru saja berhijrah..baru saja mengenakan hijab..baru saja mengenal yang namanya tarbiyah..

Sungguh kehendak Allah pasti yang terbaik..bukankah apa yang dialaminnya saat ini seperti sebuah tarbiyah langsung dari Sang Khalik..baru saja dia belajar tentang ikhlas & tawakkal..dari liqo yang rutin diikutinya setiap pekan..dan seperti fase berilmu pada umumnya..setelah belajar teori bukankah akan ada praktik? lulus ujian teori dengan paham teori tentang ikhlas & tawakkal..tidak menjamin bisa lulus pada ujian praktek materi yang sama..

Jika dengan masalah yang sedang menimpanya saat itu, reaksi yang bisa ditimbulkan ada dua pilihan..yang pertama tentu saja bisa dengan bersedih & menangis..dan itu reaksi yang sangat wajar..dan pada umumnya semua orang yang sedang mempunyai suatu masalah akan bereaksi demikian..dan itu sah-sah saja..bahkan semua orang akan sangat paham dan mewajarinya..
Yang kedua bisa  dengan reaksi yang berbeda..mencoba ikhlas, ridho, bahkan bersyukur..serta menghadapinya dengan senyuman..suatu reaksi yang tentu saja kebanyakan orang justru akan memandangnya sebagai hal yang tidak wajar..

Tapi bukankah memang demikian islam mengajarkan..bagaimana seharusnya sikap setiap muslim jika ditimpa suatu masalah yaitu..ikhlas..sabar..ridho..syukur..serta tak boleh mengeluh..
Kalo dia mengambil reaksi yang pertama..dengan sedih & menangis..apakah itu akan menyelesaikan masalah? hmm tentu tidak jika tanpa ikhtiar..justru hanya akan mengundang prihatin orang sekitar..

Hmm..kenapa tidak mencoba reaksi yang kedua..seperti yang dituntunkan bagi setiap muslim? bukankah jika ia ingin mendapatkan penilaian yang terbaik dariNya..tentu saja dia harus berlaku seperti tuntunanNya..walopun sulit tapi bukan berarti tidak bisa..toh semakin sulit sesuatu maka nilainya akan semakin besar bukan? bukankah hasil diperoleh tergantung pada proses/ metode/ cara yang digunakan? jadi..jika ingin mendapatkan hasil yang luar baiasa..maka gunakanlah cara yang juga luar biasa..masih terus menyemangati diri..menguatkan diri untuk melakukan hal yang diluar biasanya..

Bukankah seharusnya dia bersyukur dan merasa beruntung? Karena merasa bahwa kasih sayang Allah sungguh besar..betapa tidak bukankah ujian merupakan bentuk penjagaan Allah atas ilmunya? setelah teori tentang ikhlas & tawakkal sudah dia pelajari..hingga tahap mencoba memahami..Allah memberikan ujian untuk bisa mempraktekkan sehingga bisa benar2 memahami melalui amalan..

Bukankah pahala amalan ini sungguh besar? Bukankah Allah menyukai hamba2Nya yang sabar? Siapa yang tak ingin disukai bahkan dicintai oleh Dia? itulah tujuan setiap hamba..dicintai oleh Pemiliknya..
Dan jika Allah telah mentakdirkan hal itu padanya..kenapa ia harus menolaknya..bukankah seharusnya dia bersyukur dan menerimanya dengan ikhlas dan senang..karena Allah telah memilihnya dari sekian ribu mahasiswa yang ada di kampus itu..dia terpilih untuk merasakan nikmat tersebut?

Bukankah dalam Al Qur'an surah Al insyirah ayat 5&6 telah jelas..
" Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" [5]
" Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"[6]

sampai terulang dua kali dalam surah tersebut, berarti ada makna penegasan di situ..so itu pasti..apalagi yang bisa membuatnya ragu..kalo itu pasti benar..

Sambil terus mendengungkan ayat tersebut..baik secara lisan maupun  dalam hati..untuk lebih memaknainya..untuk menguatkan diri..akhirnya dia bangkit dan mulai melangkah lagi..
Disusurinya kembali koridor-koridor kampus yang telah dilewatinya..tapi kali ini dalam arah yang berlawanan..dengan ekspresi yang berlawanan..dia menuju kembali ke TU jurusan.

Tapi entah mengapa langkah kali ini terasa berbeda..kalo sebelumnya dia melangkah bergegas..terasa berat & melelahkan..dengan ekspresi wajah yang penuh beban..tapi dengan menempuh jalan yang sama arah yang berlawanan.. langkah kali ini terasa begitu ringan..dengan ekspresi wajah yang penuh senyuman dan tampak lebih tenang bahkan berseri-seri..
Seperti mendapatkan energi yang sangat-sangat besar..langkah kali ini tak membuat lelah..entah bagaimana bisa..energi yang terasa jadi bertambah berkali-kali lipat jumlahnya dari sebelumnya..padahal seharusnya sebaliknya..hmm..itulah energi yang datang dari sumber kekuatan Yang Maha Kuat..pasti itu..Jika semua diikhlaskan dan diserahkan hanya kepadaNya..maka tidak ada hal yang tidak mungkin..
yakinilah itu..
Bukankah Allah mendatangkan masalah satu paket dengan solusinya? seperti pada surah Al insyirah ayat 5-6..kesulitan bersama kemudahan..

So tak ada yang perlu ditakutkan..tak ada yang perlu dikhawatirkan..serahkan saja padaNya..
Pikiran itu yang terus mengiringi perjalanannya melewati koridor..menaiki tangga..sehingga energi terasa semakin bertambah..
ya..ternyata kalo kita mencoba memandang suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, maka kita akan melihat yang berbeda pula..

Kalo saya mengibaratkan..orang yang sedang mengalami masalah seperti sedang berada dalam kotak..sempit..pandangan jadi terbatas hanya dapat melihat sisi-sisi kotak itu saja..masalah terlihat begitu besar & sulit diselesaikan..tapi cobalah keluar dari kotak itu maka pandangan akan terlihat lebih luas tak terbatas..maka masalah terlihat menjadi lebih kecil dengan luasnya pandangan yang ada..

Tak terasa, langkahnya berhenti di depan loket jurusan, menyapa kembali ibu pegawai yang tadi, tapi kali ini dengan senyuman & tutur bahasa yang sudah jauh lebih tenang..akhirnya dia mendapatkan usulan langkah alternatif yang bisa dia ambil untuk menyelesaikan masalah itu.. setidaknya masih ada harapan dia bisa tetap ikut ujian & mendapatkan KHS untuk semester ini.
Sungguh benar..jangan pernah menyerahkan atau menyandarkan segala masalah yang dihadapi kepada makhluk..serahkan kepada Sang Khali..Yang Maha Berkuasa..Maha Berkehendak..

Hari yang penuh kejutan ini pun berakhir dengan membawa harapan untuk esok. Hari -hari ujian berikutnya dijalani dengan lancar, walaupun di setiap ujian dia harus mau mengorbankan waktu ujiannya untuk mengisi daftar hadir khusus, beserta perlakuan khusus..sedikit pemeriksaan KRS dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sebagai pembuktian bahwa dia benar-benar mengikuti kuliah tersebut..sesuai dengan solusi yang ditawarkan oleh pihak jurusan.

Masa ujianpun berakhir, tapi masalah belum berakhir, tentu saja setelah ujian akan ada pengumuman nilai. Dan dia sekali lagi harus menerima bahwa nilainya tidak akan terumumkan, jadi untuk mengetahui nilainya dia harus mengecek langsung ke pihak jurusan. Bahkan bukan itu saja, untuk mendapatkan KHS, ia harus membuat sendiri beserta surat keterangan nilai & pernyataan dari semua dosen dari setiap mata kuliah yang diambilnya.

Jika mau memikirkan kembali apa yang akan dilakukan, tentu terasa berat tapi tak perlu dipikirkan lagi tapi hanya perlu melakukannya saja maka semua akan selesai. Masih dengan semangat, penuh rasa syukur dan tetap dengan senyuman semua dijalaninya, sambil terus mencoba mencari hikmah dibaliknya..

Setelah hampir semua dosen telah ditemui dengan suka-dukanya masing-masing. Sebenarnya bukan hal yang sulit jika semua dosen memang profesional dalam arti bahwa mereka mengarsipkan dengan baik semua nilai-nilai mahasiswa, tapi tidak semuanya demikian, ada beberapa yang mempunyai arsip yang lengkap jadi tak terlalu sulit, tinggal menjelaskan kasusnya memperlihat bukti KRS, maka dengan mudah nilai diperoleh, tapi berbeda dengan dosen yang tak terlalu memperhatikan tentan pengarsipan nilai mahasiswa, terasa lebih sulit, karena mereka sendiri bingung mau memberi nilai seperti apa.

Berkisah di suatu siang hari yang cukup terik, dia menelpon ke seorang dosen mata kuliah yang diambilnya, berhubung dosen tersebut sedang tak berada di kampus, maka dia menelpon dan menanyakan untuk membuat janji bertemu. Akhirnya diputuskanlah setelah mendapat persetujuan dari dosen yang bersangkutan, dia akan bertemu dosen di rumahnya, siang itu juga. Karena rumah dosen tersebut terbilang cukup jauh, jadi perjalanan yang ditempuh sekitar satu jam dengan menggunakan angkutan kota atau yang dikenal dengan sebutan 'pete-pete'** di kota itu. Sampailah ia di suatu kompleks perumahan dosen, dengan suara yang datar mulailah ia mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah dosennya, selang beberapa lama, terdengara sahutan dari dalam rumah menjawab salamnya yang diirngi dengan terbukanya pintu rumah tersebut. Seorang anak laki-laki berdiri di depan pintu yang terbuka sambil bertanya "cari siapa?"Sambil tersenyum dia menjelaskan maksud kedatangannya, tapi ternyata apa yang terjadi, bapak dosen yang dicari sedang istirahat siang alias tidur sesaat sebelum kedatangannya, menurut keterangan dari anak laki-laki tersebut.

Qadarullah..
Dengan sedikit kecewa, tapi tetap dengan senyuman ia pamit dan melangkah meninggalkan halaman rumah tersebut, tapi dia tidak pulang, dia memutuskan untuk menunggu hingga petang bersama seorang teman di sebuah kedai makan di sekitar perumahan, mereka memesan bakso sebagai teman mereka ngobrol hingga petang. Setelah menyelesaikan obrolan & makanan mereka, kembalilah mereka menuju kembali ke rumah dosennya.

Sesampai di sana ternyata dosen tersebut belum bangun, tapi karena hari sudah sangat petang bahkan sudah menjelang maghrib dan tentu saja ditambah kedatangan kami, maka beliau dibangunkan. Sempat terbersit rasa khawatir, membayangkan akan bertemu dengan orang yang dibangunkan dari tidur kemudian disodori masalah pula..tapi segera ditepisnya perasaan tersebut, dan berusaha tetap tenang dan berdoa dalam hati  sambil menunggu kedatangan dosen tersebut. Selang beberapa lama kemudian tampaklah dosen yang dinantinya, tampak dari wajahnya memang seperti orang yang baru bangun dan tidak tersenyum sedikitpun, mungkin dia masih mereka-reka mencoba mengenali orang yang sedang bertamu tersebut. Dosen tersebut langsung duduk dan bertanya, dengan mencoba tenang dan tetap tersenyum dia mencoba menjelaskan maksud kedatangannya, tampak di wajah dosennya tersebut kurang suka mendengar persoalan yang dijelaskannya bahkan hampir menolak permintaannya, karena ternyata dosen itu tidak mempunyai arsip nilai mahasiwanya. Tapi dengan cukup meyakinkan bahwa dia sangat membutuhkan pertolongan ini ditambah dengan memperlihatkan bukti bahwa dia mengikuti kuliah tersebut, akhirnya dosennya mau juga membantu dengan terlebih dahulu menanyakan tentang nilai teman-temannya yang sudah keluar.

Sekedar info saja, nilai matakulah yang dikeluarkan dosen tersebut hampir tidak ada yang bagus rata-rata C dan D, jadi sempat juga ragu untuk mendapatkan nilai yang bagus saat itu.

Diserahkannya lembaran kertas nilai dan pernyataan kepada dosen tersebut, tentu saja teriring harapan akan mendapat nilai yang bagus. Mulailah dosen tersebut meberi nilai dan menandatangani lembaran tersebut, dan begitu sampai pada lembaran terakhir, dosen itu kembali melihat ke lembar yang pertama dan ekspresi wajahnya langsung berubah, terheran sambil berkatan " kok saya melingkari nilai 'A' ya?" Saya juga kaget mendengarnya karena belum mengerti terhadap apa yang sedang terjadi, ternyata pada lembaran pertama dosen tersebut bermaksud memberi nilai 'B' tapi untuk tiga lembar berikutnya dia memberi nilai 'A', tapi dia belum menandatangani lembaran yang terakhir dan tertegun sesaat dan tampak bingung. Tapi akhirnya dia berkata lagi "sudahlah, yang diambil tiga lembar ini saja dan yang satu lembar ini tak usah diambil. Jadi maksudnya dosen itu memberi nilai A.

Alhamdulillah wa syukurillah..syukur dalam hati..ekspresi wajahnya terlihat terheran & tak percaya atas apa yang baru saja terjadi, sambil memandang ke arah teman di sebelahnya dengan tersenyum penuh keheranan dan tentu saja kebahagiaan atas kejadian yang baru saja berlangsung, dia segera mengambil lembaran nilainya tersebut, merapikannya, dan bergegas pamit pulang, tentu saja tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosennya tersebut.

Sungguh dengan rasa syukur yang tak terhenti, dia mencoba memaknai kembali perjalanannya sampai detik ini..
Inilah salah satu kebaikan yang ingin Allah berikan kepadanya melalui proses yang cukup panjang..
Allah akan berlaku sebagaimana prasangka hambaNya..jadi tetaplah berprasangka baik padaNya dalam setiap keadaan baik senang maupun sulit..

Tak hanya itu saja ternyata Allah hendak menjadikannya manusia yang lebih manfaat bagi orang di sekitarnya...karena setelah kejadian itu..beberapa temannya mengalami kasus yang sama hanya saja tidak sekompleks masalah yang dihadapinya, karena teman-temannya tersebut hanya bermasalah pada satu ata u dua matakuliah jadi solusinya jauh lebih mudah apalagi ditambahkan penjelasan dan langkah-langkah yang dijelaskannya kepada mereka yang meminta bantuan, sehingga mereka tidak perlu merasakan kesulitan proses yang dirasakannya akibat kurang bertanggungjawabnya pihak-pihak yang harus bertanggungjawab.

Dari penggalan kisah ini..bisa diambil pelajaran yang sangat berharga..
Hadapilah setiap musibah dengan ikhlas, sabar,ridho, syukur dan senyuman maka akan menjadikanmu orang-orang muslim yang 'luar biasa'..
Cobalah memandang setiap masalah dari sisi pandang yang lain..seperti teorema kotak yang dijelaskan di atas..
Berprasangka baiklah kepada Allah maka Allah akan berlaku seperti prasangkamu..
Masalah akan terasa ringan takkala diserahkan pada Allah..karena Dia akan memberimu kekuatan untuk menghadapinya..
Teruslah ikhtiar, berdoa, berharap dan tawakkal kepadaNya...yakinlah segala yang ditakdirkan olehNya untuk setiap hambaNya pastilah yang terbaik..

Wallahu'alam..
Semoga bisa menjadi ibroh..khususnya dalam menghadapi setiap masalah yang datang..
Lebih bersemangat lagi menghadapi hidup ini..karena yakin Allah pasti akan selalu menolong hamba2Nya yang meminta kepadaNya..

Semangat.. hamasaa ^____^

Kejadian berdasar pada kisah nyata seorang akhwat ...
*Salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di kota daeng
**Sebutan angkutan umum di kota daeng